![]() |
Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
Waketum PKB Soal Presiden Harus Jawa./Instagram @jfgaleri
Sebelumnya, terdapat pembicaraan antara Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dengan pengamat politik Rocky Gerung. Dalam pembicaraan itu, dirinya membahas tentang sulitnya menjadi presiden jika bukan orang Jawa.
"Apa harus jadi presiden aja kau bisa mengabdi? Harus tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa," ujar Luhut saat berbincang dengan Rocky Gerung [1].
"Ini bicara antropologi. Kalau Anda bukan orang Jawa dan pemilihan langsung (terjadi) hari ini--saya enggak tahu 25 tahun lagi--udah lupain deh. Enggak usah kita memaksakan diri kita, sakit hati," lanjutnya.
Mendengar penjelasan Luhut, Rocky Gerung pun mengamininya. Ia mengatakan bahwa pernyataan tersebut merupakan fakta antropologi yang ada di Indonesia. Dirinya juga menilai jika keadaan tersebut menjadi salah satu penyebab seseorang yang bukan orang Jawa, menjadi presiden.
Adapun Luhut mengatakan bahwa ia termasuk orang yang nyaris sulit untuk menjadi presiden, karena bukan orang Jawa. Sehingga dirinya hanya bisa menerima hal itu dan memilih menjauh dari riuhnya bursa calon presiden.
"Antropologi kita basisnya adalah ethnicity, dan faktualitas itu yang kadangkala membatalkan ambisi orang menjadi presiden," kata Rocky Gerung yang sebelumnya juga dikenal sebagai akademisi filsafat tersebut.
"Ya termasuk saya. Saya double minoritas. Sudah Batak, Kristen lagi. Jadi saya bilang sudah cukup itu, kita harus tahu," timpal Luhut.
Jazilul Fawaid selaku Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menyebutkan bahwa metode untuk memenangkan kontestasi pemilihan presiden (pilpres) di Indonesia saat ini adalah beragama Islam dan orang Jawa.
Kesimpulan tersebut menurutnya diambil dari data suara pemeluk agama Islam di Indonesia yang jumlahnya saat ini mencapai sebanyak 86 persen, sedangkan pemilih dari etnis Jawa, mencapai sekitar 40 persen.
"Jika kita melihat pada pemilu presiden, maka kata kuncinya untuk menjadi pemenang atau menjadi presiden, kata kuncinya: satu Islam dan yang kedua Jawa," kata Jazilul Fawaid.
Kendati demikian, ia menilai bahwa beberapa partai berbasis Islam saat ini, tetap mengalami kesulitan untuk mendapatkan suara mayoritas dalam pemilu, karena ia menjelaskan bahwa ideologi politik Indonesia saat ini, beralih ke politik pragmatisme atau transaksional.
"Jadi partai politik itu seperti dunia pasar malam, semua ditransaksikan juga pada akhirnya, ideologinya menurun," kata Jazilul.
Sehingga ia menilai bahwa partai islam seperti PKB, PAN, PPP, dan PKS kesulitan karena dinilai tak cukup memiliki modal atau ongkos politik. Ditambah menurutnya partai tersebut tak cukup memiliki sumber ekonomi yang seperti pengusaha atau ekonom.
"Artinya kegagalan politik umat Islam dalam tanda kutip itu karena kegagalan umat Islam untuk masuk menjadi kekuatan ekonomi, kekuatan usaha," katanya.
Berita Terbaru |
![]() |
Sekeluarga Tewas di Magelang Diduga Dibunuh sang Anak, Motif Sakit Hati?
Rabu, 30 November 2022
|
![]() |
Prajurit TNI AU Prada Indra Meninggal Dunia, Netizen Samakan dengan Kasus Brigadir J
Jumat, 25 November 2022
|
![]() |
Koalisi Gerindra-PKB Dikabarkan Mandeg, Cak Imin Singgung Komposisi Baru
Rabu, 23 November 2022
|
![]() |
Special Insight: Marak Kasus Bully dari Anak-anak hingga Dewasa, Kenapa Ya?
Selasa, 22 November 2022
|
![]() |
Iriana Jokowi Dihina Warganet di Twitter, Netizen Nilai Ejek Seluruh Rakyat Indonesia
Senin, 21 November 2022
|
![]() |
Xi Jinping Marahi Justin Trudeau saat KTT G20, Warganet Sebut Hanya di Indonesia…
Jumat, 18 November 2022
|
![]() |
Gibran Rakabuming dengan Anies Baswedan Bertemu, Disebut Upaya Memecah Belah PDIP
Kamis, 17 November 2022
|
![]() |
Puncak KTT G20 Hari Pertama, PBB Titip Pesan, Menlu Rusia Masuk RS?
Selasa, 15 November 2022
|