Gelar Market Outlook, BRI Danareksa Sekuritas Kasih Kiat Berinvestasi Di Tahun Politik
Jawa PosJumat, 04 November 2022
Gelar Market Outlook, BRI Danareksa Sekuritas Kasih Kiat Berinvestasi Di Tahun Politik JawaPos.com – Prospek kinerja ekonomi Indonesia memasuki semester II 2023 diprediksi tetap tangguh menjelang putaran pemilu yang akan berlangsung 14 Februari 2023. Data menunjukkan nilai transaksi di pasar modal cenderung meningkat didorong capital flow yang lebih besar dibandingkan dengan periode lainnya setahun menjelang periode pemilihan umum (pemilu). Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengungkapkan bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia didukung kebijakan makro prudensial Bank Indonesia (BI) terus tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global dimana Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mempertahankan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) untuk mempertahankan inflasi agar terus terkendali di angka 3%. "Meskipun akan ada tantangan-tantangan di depan, kita berharap bahwa dengan strategi yang tepat dan investasi yang bijak, kinerja investasi kita dapat menjadi lebih baik di tahun mendatang. Mari kita tetap optimis.” tegas Handayani dalam acara Market Outlook bertajuk “Strategi Investasi Memasuki Tahun Politik”, Kamis. Selain Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani sebagai Keynote Speaker, hadur sebagai pembicara antara lainnya Chief Economist & Macro Strategy BRIDS Helmy Kristanto, Pengamat Politik Burhanudin Muhtadi, Trader Profesional Hans Kwee, serta diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Sependapat dengan Handayani, Chief Economist & Macro Strategy BRIDS Helmy Kristanto menjelaskan bahwa ke depannya tren akan berfokus kepada pertumbuhan ekonomi. “Dengan berlanjutnya tren disinflasi dan semakin banyak Bank Sentral yang memilih untuk menghentikan kebijakan kenaikan suku bunga, fokus utama akan tertuju pada pertumbuhan ekonomi. Dari sisi domestik, diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga sampai dengan akhir tahun ini. Selanjutnya, periode pemilu akan mendukung konsumsi domestik, yang sejarahnya cenderung positif untuk pasar ekuitas dengan masuknya investor asing.” jelas Helmy. Pengamat Politik, Prof. Burhanudin Muhtadi Ph.D. menilai bahwa meskipun terjadi perlambatan, tapi Indonesia dianggap masih tangguh dibandingkan dengan ekonomi global dan beberapa negara tetangga di tengah sentimen tahun politik yang membayangi. “Ekonomi sendiri diprediksi tumbuh positif di tengah ketidakpastian global mengingat kebijakan pemerintahan saat ini juga ditujukan untuk meningkatkan approval rating Presiden Jokowi yang nantinya sangat menentukan hasil pemilu. Jika Presiden Jokowi dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, ini akan mendukung calon yang berafiliasi, sebaliknya jika Jokowi tidak dapat mempertahankan kestabilan ekonomi, akan mendukung calon yang cenderung berseberangan dengan beliau di Pemilu nanti,” ungkap Burhanundin. Sementara itu, Hans Kwee yang dikenal sebagai seorang Trader Profesional juga memberikan pandangan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan tren positif selama periode pemilu. “Selama bulan dan tahun penyelenggaraan Pemilu, baik Pemilu Legislatif maupun Pemilihan Presiden, IHSG selalu menunjukkan tren kenaikan. Hal ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat, yang dapat berasal dari berbagai program seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Program Keluarga Harapan (PKH)," jelas Hans. Dengan kondisi ini, lanjutnya, sektor saham di Bursa Efek Indonesia yang terdorong adalah sektor konsumen dan sektor keuangan (finance). Harapannya, dengan strategi yang tepat dan berinvestasi di sektor yang tepat, kinerja investasi di tahun depan dapat meningkat.", jelas Hans.